Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Ppok Dengan Metode Kuantitatif Dan Kualitatif Di Rsu Kota Tangerang Selatan

Mayang Maulida, . (2025) Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Ppok Dengan Metode Kuantitatif Dan Kualitatif Di Rsu Kota Tangerang Selatan. STIKES WDH, Tangerang Selatan.

[img] Text
JURNAL_Mayang Maulida_211030700414.pdf
Restricted to Registered users only

Download (312kB)

Abstract

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit yang dikenali dari gejala gangguan pernapasan yang tidak bisa disembuhkan (irreversible) dan progresif yang disebabkan respon inflamasi di paru-paru yang tidak normal. PPOK sering dipicu oleh infeksi bakteri, sehingga pemberian antibiotik dapat diberikan. Namun, penggunaan antibiotik secara berulang dan jangka waktu yang lama bisa menyebabkan resistensi. Oleh karena itu, Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) antibiotik diperlukan untuk memastikan penggunaan antibiotik digunakan dengan tepat. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui profil penggunaan antibiotik dan mengevaluasi secara kuantitatif penggunaan antibiotik pada pasien PPOK melalui metode DDD dan DU90% serta secara kualitatif dengan menilai ketepatan indikasi, dosis, interval, lama pemberian, dan rute pemberian di RSU Kota Tangerang Selatan. Metode Penelitian ini adalah dilakukan dengan pengumpulan data secara retrospektif, yaitu data dari rekam medis pasien PPOK di tahun 2023-2024. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel metode Purposive Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 80 pasien yang telah memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan antibiotik yang paling banyak adalah ampisilin sulbaktam, yaitu sebesar 48% pada tahun 2023 dan meningkat menjadi 53% pada tahun 2024. Kuantitas penggunaan antibiotik menunjukan pada tahun 2023 yaitu 79,39 DDD/100 hari rawat inap dan antibiotik nilai DDD/100 hari rawat inap tertinggi yaitu ampisilin sulbaktam dengan nilai 27,8 DDD/100 hari rawat inap. Sementara di tahun 2024 didapatkan yaitu84,18 DDD/100 hari rawat inap dengan ampisilin sulbaktam kembali menjadi antibiotik dengan nilai DDD/100 hari rawat inap tertinggi, yaitu 33,53 DDD/100 hari rawat inap. Antibiotik yang termasuk dalam kategori DU90% pada tahun 2023-2024 yaitu ampisilin sulbaktam, azithromycin dan levofloxacin. Kualitas penggunaan antibiotik didapatkan pada tahun 2023 ketepatan indikasi (100%) dan tahun 2024 (98%), ketepatan dosis dan interval tahun 2023 (92%) dan tahun 2024 (88%), ketepatan lama pemberian tahun 2023 (79%) dan tahun 2024 (71%), dan ketepatan rute pemberian tahun 2023-2024 (100%). Hasil analisa bivariat menunjukan bahwa lama rawat inap tidak ada hubungan terhadap ketepatan didapatkan hasil (ρ > 0,05). Namun, ada hubungan antara jumlah antibiotik yang digunakan dengan ketepatan (ρ < 0.05). Kata Kunci : PPOK, Evaluasi Penggunaan Antibiotik, DDD/100 hari rawat inap dan DU90%, Ketepatan Antibiotik.

Item Type: Other
Subjects: R Medicine > RT Nursing
Depositing User: Andika Rizky Nugraha
Date Deposited: 08 Aug 2025 03:20
Last Modified: 08 Aug 2025 03:20
URI: http://eprints.wdh.ac.id/id/eprint/3395

Actions (login required)

View Item View Item