INSTRUMEN DETEKSI DINI PAPARAN KRONIS PESTISIDA DALAM PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO PPOK (PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS) PADA PETANI DI KECAMATAN GUBUG, TANGGUNGHARJO DAN TEGOWANU KABUPATEN GROBOGAN

Eni Mahawati, . (2014) INSTRUMEN DETEKSI DINI PAPARAN KRONIS PESTISIDA DALAM PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO PPOK (PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS) PADA PETANI DI KECAMATAN GUBUG, TANGGUNGHARJO DAN TEGOWANU KABUPATEN GROBOGAN. Masters thesis, UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO.

[img] Text
Eni Mahawati.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Menurut perkiraan WHO 65 juta penduduk dunia telah menderita PPOK (NHLBI, 2012) dan diperkirakan terdapat 13 juta penduduk Indonesia yang menderita PPOK (US Census Bureau, 2004). Lebih dari 3 juta orang meninggal akibat PPOK pada tahun 2005, yang merupakan 5% dari kematian global di seluruh dunia. Hampir 90% kematian akibat PPOK terjadi di negara-negara dengan pendapatan rendah dan menengah. Total kematian akibat PPOK diperkirakan meningkat lebih dari 30% dalam 10 tahun mendatang jika tidak dilakukan tindakan pengurangan faktor risiko. Tahun 2030 diperkirakan PPOK menjadi penyebab kematian peringkat ke-1 di dunia (WHO, 2012). Di Indonesia belum ada data pasti tentang PPOK, berdasarkan hasil survey di 5 rumah sakit propinsi (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung dan Sumatera Selatan) pada tahun 2004 yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal PPM dan PL menunjukkan bahwa PPOK menempati urutan pertama penyumbang angka kesakitan (35%). Salah satu faktor risiko yang belum menjadi perhatian namun berperan penting khususnya bagi petani adalah paparan kronis pestisida. Beberapa hasil penelitian yang telah dipublikasikan menemukan hubungan antara paparan pestisida dengan prevalensi bronkhitis kronis dengan nilai OR = 1,91–15,92 (Hoppin et.al., 2007a; Hoppin et.al., 2007b; Salameh et.al., 2006b); serta berhubungan dengan kejadian sesak nafas dan mengi dengan nilai OR = 1,2– 6,7 (Schenker et.al., 2004; Fieten, 2009). Hernandez menemukan bahwa dari 89 penyemprot dengan paparan herbisida bipyridilium mengalami penurunan kapasitas difusi paru, dan bahwa paparan terhadap insektisida neonicotinoid terkait dengan penurunan volume paru (kapasitas total paru, volume residu, dan kapasitas fungsional residu) (Hernandez et. al., 2008). Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori riset. Metode penelitian yang digunakan adalah survei observasional dilanjutkan dengan uji coba instrumen secara kuantitatif dalam upaya perancangan instrumen terbaik. Hasil penelitian menunjukkan proporsi tertinggi usia pasien > 60 tahun (74,81%), jenis kelamin laki-laki (74,8%), mayoritas pekerjaan petani (71%) yang berhubungan erat dengan alergi, hipereaktifitas bronkus, bekerja di lingkungan berdebu dan paparan bahan kimia (pestisida) akan lebih berisiko menderita PPOK. Rata–rata lama perawatan pasien PPOK adalah 6,57 ± SD 3,023 hari, dimana 50,4% pasien PPOK memiliki kondisi eksaserbasi dan 22,1% pasien memiliki riwayat frekuensi rawat inap lebih dari 1 kali. Kesimpulan penelitian menunjukkan proporsi pasien PPOK lebih tinggi pada jenis kelamin laki-laki, usia lebih dari 60 tahun dan pekerjan sebagai petani. Karakteristik pasien PPOK eksaserbasi memiliki usia, lama hari perawatan dan frekuensi rawat inap dengan nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan pasien PPOK non eksaserbasi. Ditemukannya prevalensi PPOK cukup besar dan penurunan kualitas hidup berdasarkan hasil anamnesis dan keluhan subyektif petani penderita PPOK yang sejalan dengan peningkatan risiko paparan pestisida pada petani. Perilaku tidak aman dalam praktek penggunaan pestisida meliputi faktor- faktor persiapan, pencampuran, penggunaan alat bantu dan alat pelindung diri, metode penyemprotan yang tidak memperhatikan arah angin, frekuensi dan dosis penyemprotan yang tidak sesuai aturan, serta hygiene individu dan pengelolaan sarana sanitasi. Disarankan mewaspadai faktor- faktor risiko dalam upaya dini PPOK untuk dapat ditindaklanjuti dengan penelitian dan pengendalian faktor risiko lainnya secara lebih komprehensif. Penerapan instrumen dilakukan melalui kerjasama penyuluh pertanian, petani, kader, bidan desa dan pihak puskesmas untuk menghasilkan tingkat kemanfaatan yang lebih baik dalam deteksi dini PPOK akibat paparan PPOK pada petani Kata Kunci: PPOK, Deteksi Dini, Instrumen, Pestisida, Petani

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine
Depositing User: Winda Safitri .
Date Deposited: 29 Mar 2022 07:59
Last Modified: 29 Mar 2022 07:59
URI: http://eprints.wdh.ac.id/id/eprint/1609

Actions (login required)

View Item View Item