Hanny Komalasari, . (2022) Hubungan Tingkat Stres Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Premenstrual Syndrome (Pms) Pada Mahasiswi Tingkat Akhir Prodi S1 Keperawatan Di Stikes Widya Dharma Husada Tangerang. STIKES WDH, Tangerang Selatan.
Text
FILE COVER.pdf Restricted to Registered users only Download (785kB) |
|
Text
BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (209kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (314kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (106kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Download (385kB) |
|
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (247kB) |
|
Text
BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (91kB) |
|
Text
JURNAL.pdf Restricted to Registered users only Download (212kB) |
Abstract
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2017 menunjukan bahwa gejala PMS cukup tinggi, yaitu hampir 75% wanita usia subur di seluruh dunia mengalami PMS. Penyebab PMS berhubungan dengan naik turunnya kadar estrogen dan progesteron. Namun, ada beberapa faktor resiko penyebab PMS, salah satunya yaitu stres dan kurangnya aktivitas fisik (Pratiwi & Sjattar, 2021). Tujuan penelitianini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat stres dan aktivitas fisik dengan kejadian premenstrual syndrome (PMS) pada mahasiswi tingkat akhir prodi S1 Keperawatan di STIKes Widya Dharma Husada Tangerang. Metode penelitianini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data primer (kuesioner) dan memakai metode penelitian cross sectional dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 70 mahasiswi di STIkes Widya Dharma Husada Tangerang Tahun 2022. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat stres berat 20 responden (28,6%) mengalami premenstrual syndrome ringan (5,7%) sedang (5,7%) berat (17,1%), sedangkan aktivitas fisik rendah 21 responden (30,0%) mengalami premenstrual syndrome ringan (14,3%) sedang (15,7%). Hasil uji statistik tingkat stres diperoleh nilai (p-value = 0,000, ɑ: 0,05) dan aktivitas fisik diperoleh nilai (p-value = 0,000, ɑ: 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan premenstrual syndrome dan aktivitas fisik dengan premenstrual syndrome. Saran dari hasil penelitian ini diharapkan mahasisiwi dapat meningkatkan kesehatannya dengan cara mengendalikan stres, mengatur aktivitas fisik dan dapat mengontrol premenstrual syndrome setiap bulannya sehingga dapat mencegah terjadinya bahaya-bahaya yang ditimbulkan akibat premenstrual syndrome yang tidak normal. Kata Kunci : Premenstrual syndrome, tingkat stres, aktivitas fisik Kepustakaan : 53 (2012-2021)
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RT Nursing |
Depositing User: | Andika Rizky Nugraha |
Date Deposited: | 01 Oct 2022 07:37 |
Last Modified: | 01 Oct 2022 07:37 |
URI: | http://eprints.wdh.ac.id/id/eprint/2514 |
Actions (login required)
View Item |